PURWAKARTA, eramediapos.com,- Ribuan pasang mata terpukau saat Minggu malam Senin (20/07) menjadi saksi hidup betapa kayanya warisan budaya Indonesia. Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-194 Kota dan ke-57 Kabupaten, Purwakarta menyulap jantung kotanya menjadi panggung megah bagi Festival Budaya Nusantara. Pukul 18.30 WIB, acara dibuka dengan semarak, menyuguhkan parade budaya dari berbagai pelosok Nusantara yang bersatu dalam harmoni di bumi Pasundan.
Atmosfer kota berubah sejak derap 22 kuda gagah mengiringi Ngarak Kereta Kencana, berangkat dari Patung Egrang di depan Kampus UPI hingga tiba di depan Yogya. Iring-iringan megah ini menjadi pembuka dari penampilan 17 kecamatan di Purwakarta yang secara estafet menampilkan kearifan lokal dan kreativitas seni masyarakatnya. Sorak sorai penonton menggema di sepanjang jalan, menandakan antusiasme dan cinta masyarakat terhadap akar budayanya sendiri.
Tak hanya lokal, panggung budaya malam itu pun menampilkan 15 tarian tradisional yang membawa penonton bertualang dari Jawa Barat hingga Bali dan Jawa Timur. Kesenian khas seperti Genye & Kokoprak (Purwakarta), Benjang (Bandung), Surak Ibra (Garut), hingga Reog Ponorogo dan Ogoh-ogoh dari Bali menghipnotis penonton dengan warna-warni kostum, gerak ritmis, dan semangat leluhur yang terasa hidup di tiap hentakan kaki penari.
"Antusiasme masyarakat malam ini sungguh luar biasa. Ini bukan hanya perayaan ulang tahun, tapi perayaan jati diri. Budaya adalah nyawa kita," ujar Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, dalam pidatonya penuh semangat. Ia menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar tontonan, tapi juga sarana membangun kebersamaan dan kesadaran akan pentingnya melestarikan warisan budaya.
Tak berhenti sampai di situ, Bupati Binzein juga membakar semangat masyarakat dengan mengumumkan agenda selanjutnya: pemecahan rekor MURI untuk kegiatan ngosrek massal yang akan digelar pada 22 Juli 2025. "Kita ingin Purwakarta tak hanya dikenal sebagai kota yang indah, tapi juga kreatif dan penuh daya hidup," tegasnya.
Festival ini membuktikan bahwa budaya bukan benda mati, melainkan denyut yang menyatukan hati. Keberhasilan acara ini menjadi sinyal kuat bahwa Purwakarta mampu menjadi pusat kebudayaan, bukan hanya di tatar Pasundan, tetapi juga dalam peta budaya nasional.
Dengan semangat ini, semoga langkah Purwakarta terus melaju dan mengakar dalam tradisi, namun menjulang ke masa depan. Purwakarta, dari budaya untuk dunia.
Reporter : Die/Adv
Tags
Kabupaten Purwakarta