PURWAKARTA, eramediapos.com,- Baru beberapa bulan menjabat, Bupati Om Zein sudah digempur kritik dari berbagai penjuru.
Isu penataan birokrasi yang dianggap lamban, hingga program-program yang disebut-sebut “jalan di tempat” jadi bahan perbincangan publik. Tapi, mari kita bertanya jujur: apakah penilaian ini sudah adil?
Memimpin daerah bukan seperti membalikkan telapak tangan. Saat seorang kepala daerah dilantik, yang diambil bukan hanya jabatan, tapi juga tumpukan persoalan warisan masa lalu.
Om Zein datang dengan janji-janji perubahan—ya, itu benar. Namun, seberapa wajar jika kita berharap semua janji itu langsung terwujud dalam hitungan minggu atau bulan?
Yang sering luput dari sorotan adalah proses yang berjalan di balik layar.
Kebijakan publik bukan sulap. Ada perencanaan, penganggaran, konsultasi lintas lembaga, hingga adaptasi tim baru yang membutuhkan waktu. Di pemerintahan, semuanya serba prosedural dan tak bisa sembarangan lompat pagar.
Kita perlu cerdas dalam mengawasi. Kritik itu sehat, asal disampaikan dengan data dan pemahaman konteks. Tapi menuntut hasil instan di enam bulan pertama justru bisa merusak semangat reformasi yang baru tumbuh.
Apakah Om Zein perlu diawasi? Tentu. Tapi apakah ia harus dihakimi sekarang? Tahan dulu.
Satu tahun adalah waktu yang cukup untuk melihat arah kepemimpinan ini. Jika setelah itu hasilnya masih samar, suara kritis masyarakat menjadi penyeimbang yang sah.
Tapi sebelum waktunya, mari kita jaga ruang demokrasi lokal ini tetap jernih: mendukung jika benar, mengkritik jika keliru, dan memberi waktu bagi proses untuk bekerja.
Karena perubahan bukan dilahirkan dari desakan panik, tapi dari kesabaran, konsistensi, dan kepercayaan yang ditanam tepat pada waktunya. Sabtu, ( 15/06).
Reporter : Die
Tags
Kabupaten Purwakarta